Assalamualaikum ya habibana Munzir
Semoga habib selalu diberikan cucuran rahmat dan lindungingan-Nya
Habib ane mau tanya, ane pernah ngikutin solat jenajah dimana setelah melakukan salat jenajah ada salah satu ustad melakukan pensaksian disamping mayit, bahwasanya simayit akhli ibadah, dan sebagian makmum mengatakan akhli ibadah,
Nah yang ane mau tanyain adalah jikalau si mayit bukanya akhli ibadah dan semasa hidupnya selalu melakukan maksiat, itu gimana bib tentang pengsaksiannya?
Sebelumnya ane mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan,
Habib doain ane dan keluarga ya dan bib salam buat Alhabib Al Allamah Assayyid Alhabib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidh dari ,ane dan keluarga
Wasalam
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Semoga Curahan Rahmat dan Ridho Allah Jalla wa 'alaa selalu terlimpah pada anda dan membuka segala kesulitan dan membuat sanubari anda selalu sejuk dengan cahaya keimanan.
mengenai penyaksian itu adalah berlandaskan Hadits Shahih dimana Rasul saw berkata kepada Sayyidina Umar ra, bila seorang muslim wafat dan disaksikan oleh tiga orang mukmin bahwa ia adalah orang baik, maka si mayyit masuk sorga, lalu salah seorang sahabat bertanya : "Bagaimana kalau hanya dua orang yg bersaksi wahai Rasulullah (saw)?", maka Rasul saw menjawab : "Ya, begitu pula walau hanya dua orang", lalu sahabat itu terdiam untuk menanyakan apakah bila seorang saja yg menyaksikan.
dari hadits ini;ah para Muhaddistin dan Ulama mengambil suatu kesaksian saat seorng muslim itu wafat, maka satu dari mereka berteriak.. "Isyhaduu annahu min ahlilkhair..! (bersaksilah bahwa dia adalah orang baik baik) maka para mukminin menjawab : Khair..! (dia orang baik).
mengenai kesaksian ini, karena kita memang disunnahkan melupakan aib orang, apalagi yg sudah wafat, maka cukuplah bagi kita untuk mengingat amal2 baiknya saja, dan bila kita mengingat satu saja dari amal baiknya, itu sudah cukup bagi kita bertanggungjawab kelak dihadapan Alllah swt, bahwa ia orang baik, misalnya kita pernah melihat ia memberi makan anak yatim, maka iru saja yg kita ingat dan kita jadikan bekal bila ditanya oleh Allah atas kesaksian kita, bahwa sejahat jahat orang ini aku pernah melihatnya memberi makan anak yatim.
hal seperti ini merupakan sunnah, yaitu melupakan aib seseorang, apalagi yg telah wafat, dan maka kita hanya mengingat kebaikannya saja.
terkecuali bila kita betul betul meyakini orang ini Fasiq dan musuh Allah swt, maka sebaik nya tak perlu ikut menyaksikan.., karena kita akan bertanggung jawab atas kesaksian kita kelak.
namun selama ia orang baik walaupun sesekali berbuat kesalahan, maka tak apa kita menyaksikan kebaikannya.
wallahu a'lam
terimakasih atas doanya, Insya Allah saya akan selalu emndoakan anda dan keluarga,
wassalam